Urgensi Pendidikan bagi Muslimah

Semua makhluk  diciptakan Allah memiliki tujuan.  Begitu juga ketika Rosulullah Saw diutus.  Salah  satu  tujuannya untuk mengangkat  derajat  manusia termasuk perempuan.

Bukankah dari  sejarah kita tahu bahwa  sebelum dan saat Rosulullah diutus   dunia  dalam  keadaan  jahiliyah. Di Yunani memandang perempuan secara  Tirani dan  tidak memberikan kedudukan  berarti  di masyarakat. Mereka  menganggap  perempuan  adalah makhluk lebih  rendah dari  laki -laki. 

Socrates mengungkapkan, " Perempuan  adalah  sumber  besar  kekacauan  dan  perpecahan  di  dunia. Bangsa  Yunani  Dan Romawi  berkeyakinan  bahwa  perempuan itu  pikirannya  lemah  dan  pendapatnya  emosional. 

Begitu juga pada bangsa Arab sebelum datangnya Islam.  Peradaban sangat  buruk. Perempuan  hanya jadi  objek nafsu,   pelacuran  di  mana-mana.

Islamlah  yang  datang untuk  mengubah  berbagai  persepsi  dan  perlakuan  tak  adil  terhadap  perempuan. Islam  datang  untuk mengangkat derajat  perempuan.

Islam  datang untuk  memberi  ruang pemberdayaan potensi kebaikan  manusia, laki-laki dan  perempuan. Mengangkat  derajat manusia  untuk  menjadi hamba  yang  mentaati  tuhannya, Allah  Swt. 

Rosulullah Saw  mentarbiyah ummatnya  dengan pengarahan  pada  posisi dan  peran  yang  adil  antara  laki -laki  dan  perempuan. Tidak  ada  diskriminasi.  Melalui  pendidikan Islam, perempuan mendapat  harkat  kemanusiaan .

Dàlam buku Keakhwatan (Bersama Tarbiyah Ukhti Muslimah Tunaikan Amanah) Ustadz Cahyadi Takariawan mengatakan  bahwa ada 6 urgensi tarbiyah (pendidikan) bagi muslimah.

1.Penanaman dan penjagaan iman menghajatkan kerja yang serius.

Derasnya arus informasi bisa menyeret masyarakat mengikuti pola hidup yang jauh dari nilai keimanan. Dengan proses tarbiyah, sentuhan pembinaan keislaman bersifat personal, ada perhatian, ada pengarahan, ada optimalisasi potensi diri, ada evaluasi atas proses dan hasil. Keseluruhan proses ini akan menghantarkan seorang muslimah dalam keterjagaan, saling memberikan pengaruh positif dan menguatkan dalam kebaikan.

2. Amal islami menuntut kerjasama antar personel

Kewajiban dalam islam ada yang bersifat individual maupun kolektif ( jamaah). Amal islami memerlukan ta'awun ( kerjasama). Untuk membentuk kebersaman adanya proses ta'awun diperlukanlah tarbiyah.

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. ( Al Maidah:2)

3. Penyiapan akhwat muslimah adalah darurat dan bagian tuntutan zaman.

Arus sekularisasi dalam berbagai bidang kehiduoan, membutuhkan antisipasi. Disinilah pentingnya para akhwat melakukan pembelaan terhadap kemurnian ajaran syariat islam. Para akhwat dicetak menjadi anasir gerakan pembaruan moralitas bangsa dengan melakukan tindakan perbaikan di tengah masyarakat.

4. Mempersiapkan generasi masa mendatang yang saleh mengharuskan para ibu yang shalehah

Proses pewarisan nilai kepada generasi baru, memerlukan keshalehan pelakunya. Untuk melahirkan generasi unggul dan berkualitas, memerlukan sosok ibu yang berkualitas pula. Peran tarbiyah sangat berarti dalam mempersiapkan para ibu agar memahami kewajiban dan tanggungjawabnya terhadap masa deoan bangsa.

5. Akhwat muslimah adalah unsur pokok bagi pembangunan masyarakat yang sehat

Kewajiban amar makruf nahi munkar ditujukan untuk laki-laki dan perempuan. Ini menunjukan bahwa keduanya adalah unsur asasi dalam pembangunan masyarakat.

Allah Swt berfirman,

Dan orang- orang yang beriman laki-laki dan perempuan,sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menuruh yang makruf dan mencegah dari yang munkar, mendurikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (At Taubah: 71). 

Artinya kaum muslimah harus dipersiapkan menjadi pelaku perbaikan. Mereka adalah pelaku aktif sebagimana kaum laki-laki. 

6. Fitrah perempuan harus diberdayakan untuk menjadi salah satu fondasi kehidupan

Menurut Abbs Kararah bahwa kelembutan , kehalusan watak, dan kelebihan perasaan lebih dominan terhadap perempuan. Sedangjan kekerasan, pendirian teguh, kecerdikan menguasai hawa nafsu merupakan ciri watak laki- laki.

Di sisi lain intuisi perempuan lebih tajam, kemampuan ingatan amat kuat. Penelitian Hadiyono dan Kahn menemukan bahwa laki-laki secara signifikan nilai lebih tinggi pada stabilitas emosi, dominasi, keberanian dan kepuasan diri dibanding perempuan.

Dengan memahami perbedaan pada laki-laki dan perempuan, tarbiyah bagi perempuan muslimah perlu mendapatkan perhatian lebih spsifik. 

Melalui proses tarbiyah telah mengangkat derajat perempuan muslimah dalam kapasitas sebagai subjek yang mandiri, memiliki kesadaran aktif dan potensi penuhuntuk melakukan perbaikan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa bahkan dunia. 

Wallahu-a'lam.

Mangunjaya, 31 Jan 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Buat Blog